Showing posts with label Artikel Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Artikel Astronomi. Show all posts

Friday, August 22, 2008

Spiral Galaxies in Collision

0 comments


Explanation: Billions of years from now, only one of these two galaxies will remain. Until then, spiral galaxies NGC 2207 and IC 2163 will slowly pull each other apart, creating tides of matter, sheets of shocked gas, lanes of dark dust, bursts of star formation, and streams of cast-away stars. Astronomers predict that NGC 2207, the larger galaxy on the left, will eventually incorporate IC 2163, the smaller galaxy on the right. In the most recent encounter that peaked 40 million years ago, the smaller galaxy is swinging around counter-clockwise, and is now slightly behind the larger galaxy. The space between stars is so vast that when galaxies collide, the stars in them usually do not collide.

Galaxies Collide in NGC 3256

0 comments


Explanation: Galaxies don't normally look like this. NGC 3256 actually shows a current picture of two galaxies that are slowly colliding. Quite possibly, in hundreds of millions of years, only one galaxy will remain. Today, however, NGC 3256 shows intricate filaments of dark dust, unusual tidal tails of stars, and a peculiar center that contains two distinct nuclei. Although it is likely that no stars in the two galaxies will directly collide, the gas, dust, and ambient magnetic fields do interact directly. NGC 3256, part of the vast Hydra-Centaurus supercluster of galaxies, spans over 100 thousand light-years across and is located about 100 million light-years away

Apollo 17: VIP Site Anaglyph

0 comments


Explanation: Get out your red/blue glasses and check out this stereo scene from Taurus-Littrow valley on the Moon! The color anaglyph features a detailed 3D view of Apollo 17's Lunar Rover in the foreground -- behind it lies the Lunar Module and distant lunar hills. Because the world was going to be able to watch the Lunar Module's ascent stage liftoff via the rover's TV camera, this parking place was also known as the VIP Site. In December of 1972, Apollo 17 astronauts Eugene Cernan and Harrison Schmitt spent about 75 hours on the Moon, while colleague Ronald Evans orbited overhead. The crew returned with 110 kilograms of rock and soil samples, more than from any of the other lunar landing sites. Cernan and Schmitt are still the last to walk (or drive) on the Moon.

Perseid over Vancouver

0 comments


Explanation: During a total solar eclipse, the Sun's extensive outer atmosphere, or corona, is an inspirational sight. The subtle shades and shimmering features of the corona that engage the eye span a brightness range of over 10,000 to 1, making them notoriously difficult to capture in a single picture. But this composite of 28 digital images ranging in exposure time from 1/1000 to 2 seconds comes close to revealing the crown of the Sun in all its glory. The telescopic views were recorded near Kochenevo, Russia during the August 1 total solar eclipse and also show solar prominences extending just beyond the edge of the eclipsed sun. Remarkably, features on the dark near side of the New Moon can also be made out, illuminated by sunlight reflected from a Full Earth.

NGC 6960: The Witch's Broom Nebula

0 comments




Active Galaxy NGC 1275

0 comments

Mengembara ke Planet Merah

0 comments
Tanggal 7 April 2001, wahana antariksa 2001 Mars Odyssey diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida dengan tujuan planet Mars. Wahana tak berawak yang namanya diambil dari judul film klasik "2001 Space Odyssey" ini membawa seperangkat instrumen ilmiah untuk meneliti permukaan planet tersebut, khususnya karakteristik cuaca dan geologi disana, sekaligus juga bertugas mengumpulkan informasi mengenai potensi bahaya radiasi yang mungkin dapat membahayakan manusia di permukaan planet merah itu. Misi ini merupakan bagian dari serangkaian misi yang dilakukan NASA dalam rangka mempersiapkan pengiriman misi berawak ke Mars.

Selain Bulan, Mars termasuk obyek yang paling banyak diteliti oleh wahana buatan manusia. Dalam 40 tahun belakangan, telah tercatat sekitar 30 wahana tak berawak yang dikirim ke Mars oleh tiga negara, namun hanya kurang dari sepertiganya yang dinyatakan berhasil. Yang paling sukses diantaranya adalah wahana Viking 1 (diluncurkan 20 Agustus 1975, tiba di orbit Mars 19 Juni 1976) dan Viking 2 (diluncurkan 9 September 1975, tiba di orbit Mars pada 7 Agustus 1976). Kedua misi Viking ini melepaskan wahana pendarat ke permukaan planet tersebut yang bertugas mengirimkan gambar-gambar dari lokasi pendaratan dan melakukan serangkaian percobaan ilmiah disana. Pada tahun 1996 NASA juga telah mengirimkan wahana Pathfinder. Wahana yang terdiri dari modul pendarat (lander) seberat 264 kg dan kendaraan penjelajah seberat 10,5 kg yang dinamai Sojourner Rover berhasil mencapai permukaan Mars di daerah yang dikenal sebagai Ares Vallis pada 4 Juli 1997. Hingga misinya berakhir pada tanggal 17 september 1997 -- setelah komunikasi terputus karena alasan yang tidak diketahui, wahana tersebut telah mengirimkan lebih dari 16.000 gambar serta melakukan lebih dari 15 analisis kimia terhadap batuan dan kondisi angin serta cuaca di permukaan Mars.

Sedangkan tercatat diantara misi-misi yang gagal adalah wahana Mars Polar Lander. Wahana senilai USD 165 juta yang diluncurkan pada 3 Januari 1999 ini kehilangan kontak dengan pengendali di bumi pada 3 Desember 1999 saat melakukan pendaratan di planet tersebut. Tim penyelidik NASA menyimpulkan bahwa Roket pada wahana tersebut mati sebelum waktunya hingga wahana tersebut meluncur dari ketinggian 130 kaki tanpa ada gaya yang menahannya.

Kuiper Belt Object

0 comments
Apakah pluto benar-benar sebuah planet? Ini bukanlah pertanyaan yang mengada-ada. Memang sejak berpuluh-puluh tahun, baik para astronom maupun masyarakat awam beranggapan bahwa Pluto adalah planet ke-9 dalam tata surya kita. Namun demikian, sejak tahun 1992 pandangan tersebut perlahan-lahan mulai berubah ketika para astronom menyadari bahwa selepas orbit Neptunus terdapat sebuah daerah orbit dimana didapati sekitar 70.000 objek kecil, beku berbalut es yang bergerak lambat mengorbit matahari.

Sekumpulan objek yang mengorbit pada daerah yang kemudian dinamai sebagai Sabuk Kuiper Belt itu kemudian diberi sebutan sebagai Kuiper Belt Object (juga dikenal sebagai Trans Neptunian Object), mengambil nama seorang astronom Belanda-Amerika, Gerard P Kuiper yang pada tahun 1951 mempelopori gagasan bahwa tata surya kita memiliki anggota yang letaknya sangat jauh.

Akan halnya Pluto, objek yang belakangan diketahui memiliki satelit alam yang dinamai Charon ini kemudian menjadi ajang perdebatan diantara para astronom. Diantara semua planet anggota tata surya, Pluto memang memilki beberapa ciri yang ganjil. Selain ukurannya yang tergolong "mini" dibandingkan planet-planet lainnya, garis edarnya yang sangat lonjong juga eksentrik, dimana dalam periode tertentu garis edar Pluto memotong orbit Neptunus menjadikan Neptunus sebagai planet terluar dari tata surya. Pluto juga diketahui memiliki massa yang sangat kecil, kurang lebih hanya 1/400 massa planet Bumi. Tidak heran, beberapa astronom lebih suka menggolongkan objek yang ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930 berdasarkan posisi yang diperhitungkan oleh Percival Lowell ini sebagai Objek Kuiper Belt yang terbesar diantara objek-objek sejenisnya. Walaupun masih menyisakan ketidak puasan, "krisis identitas" ini akhirnya mereda ketika pada bulan Februari 1999, The International Astronomical Union (IAU) menetapkan bahwa Pluto tetap digolongkan sebagai sebuah planet.

Kembali kepada Objek Kuiper Belt, objek ini ternyata menyimpan banyak hal yang menarik perhatian para astronom untuk menelitinya. Pada Desember 2000, saat meneliti objek dengan nomor katalog 1998 WW31, astronom Christian Veillet dan dua koleganya menemukan bahwa objek yang ditemukan dua tahun sebelumnya ini memiliki pasangan yang saling mengedari (binary object). Hasil pengamatan menggunakan teleskop Canada-France-Hawaii yang berdiameter 3,6 meter di Hawaii ini telah dipublikasikan akhir April 2001 dalam IAU Circular 7610.

Sementara itu, sebuah objek Kuiper Belt yang dinamai Varuna yang ditemukan pada November 2000 kini diketahui memiliki ukuran yang cukup besar. Dibandingkan dengan diameter Pluto (2.200 km) dan Charon (1.200 km), Diameter Varuna yang sekitar 900 km itu cukup memperkecil "gap" dalam hal ukuran antara Pluto dengan objek-objek Kuiper Belt yang sudah ditemukan sebelumnya yang rata-rata berdiameter hanya sekitar 600 km.

Hal-hal menarik lain berkaitan dengan Kuiper Belt Object diharapkan makin tersingkap saat fasilitas teleskop infra merah yang direncanakan akan diluncurkan oleh pesawat ulang alik pada tahun 2002 mulai beroperasi. Instrumen ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai ukuran objek-objek anggota tata surya yang letaknya terbilang jauh.

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | Revolution church Blogger Template by techknowl | Original Wordpress theme byBrian Gardner